Saat ini, Generasi Z merupakan generasi terbanyak yang memiliki pengaruh yang signifikan pada perkembangan di Indonesia. Melalui studi literatur yang dilakukan pada generasi Z, ditemukan bahwa sebagian besar generasi ini sebenarnya memiliki kesadaran akan pentingnya menggunakan produk berkelanjutan. Namun, mereka tetap tidak menggunakan produk berkelanjutan karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Beberapa diantaranya adalah faktor harga yang tinggi serta desain yang kurang up-to-date. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, gen Z tetap menggunakan pakaian fast fashion. Fast fashion memiliki dampak negatif pada lingkungan. Dalam perancangan ini, akan menggunakan metode design thinking, dimana metode tersebut dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahapan empatize, define, ideate, prototype, dan test. Metode design thinking membantu mempermudah untuk memecahkan masalah hingga menemukan suatu solusi berdasarkan permasalahan tersebut. Untuk mengurangi dampak negatif yang dihasilkan oleh fast fashion, perlu adanya upaya untuk mendorong gen z agar menggunakan fesyen berkelanjutan. Fesyen berkelanjutan terbagi dalam beberapa bentuk, namun dalam perancangan ini akan menerapkan konsep biodegrable dan recyclable. Salah satu perwujudan dari biodegrable dan recyclable adalah penggunaan kain ramah lingkungan. Dalam rangka menciptakan busana berkelanjutan yang dapat menarik minat gen Z, maka perlu adanya riset mengenai karakteristik yang digemari gen Z. Salah satu karakteristik yang diminati gen Z adalah fesyen yang diadopsi dari masa lalu (vintage) dengan sentuhan modern. Oleh karena itu, terciptalah konsep busana dengan gaya utilitarian. Lalu gaya utilitarian ini dikombinasikan dengan brand dna perancang yaitu romantis-feminin. Melalui observasi yang dilakukan, gaya ini memiliki kesesuaian dengan gaya yang diminati oleh gen Z perempuan di Jakarta. Sehingga dengan demikian, perancangan ini diharapkan dapat menarik minat gen Z perempuan di Jakarta untuk menggunakan busana berbahan ramah lingkungan.