Salah satu bentuk karya seni kebudayaan bangsa Indonesia yang dikagumi
dunia adalah batik. Batik memang telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu
negeri terkemuka wastra tradisional yang halus di dunia. Nilai yang ada pada
batik Indonesia tidak terbatas hanya pada keindahan penampilan. Lebih dari itu
batik Indonesia memiliki keragaman yang hadir melalui ragam hias penyusun pola
dengan makna filosofi. Penelitian ini akan dibandingkan nilai budaya dari
pengguna batik di Solo dan batik di luar Solo sehingga akan kelihatan nilai sebuah
produk batik untuk konsumen di Solo dan di luar Solo.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa: (1) berdasarkan hasil analisis
crosstab, menunjukkan bahwa baik dilihat dari terminal value maupun
instrumental value, setiap karakteristik responden mempunyai tingkat penyebaran
yang relatif sama. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pembedaan yang berarti
pada budaya konsumen dari perspektif terminal value dan instrumental value, (2)
hasil analisis chi square menunjukkan tidak terdapat pembedaan instrumental
value dan terminal value antara konsumen yang berdomisili di Solo dan
konsumen yang berdomisili di luar Solo. Hal ini menunjukkan bahwa baik
konsumen di Solo maupun di luar Solo mempunyai kesamaan dalam terminal
value (baik personal maupun sosial) dan instrumental value (kompetensi maupun
moral). Hal ini juga membuktikan bahwa produk batik bisa diterima oleh semua
konsumen dilihat dari perspektif terminal valuenya maupun instrumental value,
(3) berdasarkan pada hasil analisis data, sebagian besar konsumen dari produk
batik Solo adalah konsumen yang bekerja sebagai pegawai pemerintah (PNS).
Sebagian besar konsumen produk batik adalah laki-laki dengan umur 51-60 tahun,
berpendidikan sarjana dengan pekerjan pegawai pemerintahan.