Serbuk kayu merupakan limbah yang dihasilkan dari aktivitas penggergajian ataupun pemotongan terhadap kayu berupa serpihan dan serbuk. Limbah serbuk kayu dari pemanfaatan kayu banyak yang tidak terpakai sehingga menimbulkan penumpukan limbah. Pemanfaatan kembali limbah serbuk kayu dari sisa produksi dapat menjadi alternatif untuk material pembuatan produk interior, serta dapat menjadi alternatif dalam mengatasi limbah dari sisa produksi menggunakan material kayu. Limbah serbuk kayu dimanfaatkan kembali dengan dicampur lem kayu sintetis (lem putih PVAc) sebagai alternatif material pembuatan furnitur. Perancangan produk memanfaatkan limbah serbuk kayu untuk menghadirkan kesan natural. Teknik press dan cetak digunakan dalam proses pembuatan produk interior. Metode design thinking digunakan dalam perancangan ini dengan tahapan sebagai berikut (Understand, define, ideate, prototype, test) dengan menerapkan prinsip reuse. Proses awal dalam menggunakan metode design thinking tahap pertama adalah mengumpulkan data, tahap kedua define melakukan identifikasi permasalahan, tahap ketiga pada tahap ideate menghadirkan ide atau gagasan sebagai solusi permasalahan yang ada, tahap yang keempat prototype membuat prototype dari hasil ide atau gagasan perancangan, dan tahap yang terakhir test adalah menjalankan pengujian terhadap hasil perancangan untuk megetahui keberhasilan hasil perancangan. Limbah serbuk kayu memiliki fleksibilitas yang baik dalam pemanfaatannya. Kelebihan dari memanfaatkan limbah serbuk kayu dalam menghasilkan sesuai bentuk yang kita ingin lebih mudah. Produk interior yang dihasilkan dari memanfaatkan limbah serbuk kayu berupa nakas dan partisi. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil perancangan bahwa setelah mengering campuran serbuk kayu dengan lem putih PVAc mengalami penyusutan, serta untuk menopang beban harus diberi rangka tambahan.