Tanah air yang hilang: wawancara dengan orang-orang 'klayaban' di Eropa
Aleida, MartinUnknown
PT Kompas Media Nusantara (Jakarta, 2017) (ind) Indonesian9786024122874UnknownUnknownSOCIAL SCIENCES; Unknown"Buku ini mengumpulkan cerita 19 oran gIndonesia yang terpaksa kehilangan tanah air dan tinggal di berbagai sudut Eropa. Mereka berkelana menyeberangi berbagai batas negara dalam ketakutan, tanpa paspor, untuk menghindari pengejaran yang dilancarkan oleh sebuah rezim yang bertahta berdasawarsa lamanya. Ketika mendapat suaka di negara baru, mereka lega. Ketika pulang ke Indonesia, mereka menggunakan paspor negara lain. Pada sebentuk hati yang sudah berpuluh tahun kehilangan tanah air, tanpa paspor yang dulu dipegang ketika meninggalkan Indonesia, pulang adalah heroisme yang datang berulang-ulang sampai akhir hayat.
Mereka sudah menjadi warga negara lain, tetapi Indonesia tetaplah tanah air mereka. Kami tak punya kewarganegaraan. Inilah nasib yang kita tidak nyana. Padahal, posisi kita jelas. Kita setia dan cinta tanah air dengan tujuan kembali ke Indonesia untuk menyumbangkan sesuai dengan kemampuan kami masing-masing bagi kemajuan Indonesia. (hlm. 120) Betul, walau sebagai seorang yang terhalang pulang saya mendapat pengetahuan, bisa berbahasa Albania, bisa melihat dunia, tapi apa yang bisa saya sumbangkan untuk Indonesia? Itulah soalnya. (hlm. 211)
Tujuan kami Indonesia, Bung! Bukan Belanda! Pulang untuk membangun Indonesia. Kami akhirnya tinggal di sini karena situasi yang tidak memungkinkan kami pulang pada waktu itu. (hlm. 267)"
~back cover