Gatut Priyowidodo Ph.D, Dosen Komunikasi Politik dan Komunikasi Organisasi Universitas Kristen (UK) Petra mengatakan, saat ini berita bohong atau hoaks sudah menjadi komoditas yang diproduksi secara masif, layaknya sebuah ‘industri’ yang diproduksi untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Salah satunya adalah kabar tentang keberadaan tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos pada sisi salah satu pasangan calon, yang diduga kuat merupakan hoaks. Berita ini bahkan sempat membuat puyeng para penyelenggara pemilihan umum. Baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Tidak hanya para penyelenggara Pemilu, Gatut juga melihat, polisi selama ini memang kesulitan untuk mencegah maraknya hoaks ini. Akademisi di bidang komunikasi politik ini pun percaya, selalu ada maksud jelek di balik penyebaran berita bohong yang akan berdampak pada kesadaran pemilih. Tentu saja, berita hoaks tidak berkontribusi positif untuk meningkatkan kesadaran pemilih menyalurkan hak pilihnya demi kepentingan demokrasi ke depan. Untuk mengatasinya, dirinya dan rekan-rekannya sebagai akademisi di universitas mendorong adanya literasi media bagi masyarakat. Agar masyarakat semakin paham bagaimana mengonsumsi berita dari sumber berita yang benar dan kredibel.