Kabar 7 kontainer surat suara tercoblos dan ‘industri hoaks’ jelang pemilu 2019

Mendekati Pemilu 2019, berita bohong atau hoaks sudah menjadi komoditas yang diproduksi secara masif. Layaknya sebuah ‘industri’ yang diproduksi untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Hal itu diungkapkan Dosen Komunikasi Politik dan Komunikasi Organisasi Universitas Kristen (UK) Petra, Gatut Priyowidodo Ph.D. Menurutnya, hoaks merupakan sebuah komoditas yang diproduksi oleh “fabrikasi” atau “industri” karena di sana mungkin ada keuntungan ekonomi, keuntungan pengaruh, yang serta-merta bisa mempengaruhi kepentingan pihak lawan. Baik sikap dan tindakan politiknya. Berita ini bahkan sempat membuat para penyelenggara pemilihan umum seakan kebakaran jengot. Baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Tidak hanya para penyelenggara Pemilu, Gatut juga melihat, polisi selama ini memang kesulitan untuk mencegah maraknya hoaks ini. Akademisi di bidang komunikasi politik ni pun percaya, selalu ada maksud jelek di balik penyebaran berita bohong yang akan berdampak pada kesadaran pemilih. Tentu saja, kata Gatut, berita hoaks tidak berkontribusi positif untuk meningkatkan kesadaran pemilih menyalurkan hak pilihannya demi kepentingan demokrasi ke depan. Untuk mengatasinya, dirinya mendorong adanya literasi media bagi masyarakat. Agar masyarakat semakin paham bagaimana mengonsumsi berita dari sumber berita yang benar dan kredibel.

Unknown Unknown PT. SUSANTO BERSAUDARA INTERMEDIA PERS Indonesian Petra Chronicle Newspaper clippings Unknown www.faktualnews.co, 4 Januari 2019 ELECTIONS--INDONESIA; BALLOT; HOAXES--POLITICAL ASPECTS--INDONESIA

Files