Fenomena urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di Surabaya meningkatkan kebutuhan akan hunian, namun hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan di kota. Pilihan hunian saat ini adalah hunian vertikal, dengan harga relatif mahal apalagi didalam kota, atau hunian di pinggiran kota, dengan risiko jauh dari tempat bekerja. Disisi lain, banyak lahan di tengah kota yang terbengkalai (lost space) baik karena ditinggalkan atau terbentuk akibat pertumbuhan kota yang pesat. Penelitian ini mengkaji potensi lost space sebagai lahan alternatif untuk hunian vertikal berbasis modular bagi pekerja usia produktif dan keluarga muda. Teori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teori figure-ground untuk mengidentifikasi lost space dan teori building layers sebagai dasar desain modular. Tantangan utama terletak pada keterbatasan ruang yang berisiko menciptakan rasa sempit. Strategi modular dalam desain hunian memungkinkan optimalisasi fungsi ruang dan manipulasi persepsi visual untuk menciptakan kenyamanan ruang. Metode penelitian melalui desain yang diterapkan adalah research by design. Melalui konsep modularitas, studi ini menghasilkan pendekatan desain hunian vertikal modular yang fleksibel dan adaptif terhadap kondisi tapak serta personalisasi penghuni di Surabaya, sebagai solusi alternatif hunian masa depan di kota padat. Dari penelitian melalui desain ini teridentifikasi refleksi desain yaitu modularitas memungkinkan konfigurasi ruang yang fleksibel, adaptif, dan dapat dipersonalisasi. Penelitian ini menghasilkan empat usulan desain dari enam lost space di Surabaya pusat.