Dibangun pada tahun 1930 dengan nama Don Bosco. Semula dimanfaatkan sebagai gedung senjata serta peluru tentara jepang dan Markas Pasukan Tentara Keamanan Rakyat TKR Gadjah Mada. Setelah proklamasi, arek-arek suroboyo berhasil melakukan konsolidasi dalam berbagai badan perjuangan seperti Pemuda Republik Indonesia PRI, Badan Keamanan Rakyat BKR, Barisan Pemberontakan Republik Indonesia BPRI, Pemuda Putri Republik Indonesia
PPRI, Pemuda Angkatan Laut PAL, dan lain-lain. Kemudian, mereka juga melakukan pengambil alihan kekuasaan dan senjata Jepang. Pada tanggal 1
Oktober 1945 arek-arek suroboyo dibawah pimpinan Komandan Polisi Istimewa M. Yasin, Bung Tomo, dan sukamto Notowardoyo dan berhasil menyita senjata Jepang di Don Bosco untuk dibagi-bagikan kepada Arek-arek suroboyo. Sebagian lagi dikirim ke Jawa Barat sebanyak empat gerbong untuk membantu
perjuangan di sana Kasdi & Hastijanti, 2009.