Universitas Kristen (UK) Petra menyambut hari jadi ke 60 tahun pada 2021, sekaligus rayakan HUT ke 74 Kemerdekaan RI, dan upaya cerdaskan kehidupan bangsa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UK Petra Surabaya menggelar "Simposium Nasional Peduli Pendidikan Anak Bangsa". Dalam simposium berskala nasional ini mencuat bahwa beberapa titik yang perlu diperbaiki dalam pendidikan di Indonesia, terutama adalah sistem pendidikan yang menjadikan anak seperti robot. Allan Schneitz, pakar pendidikan dari Finlandia sebagai satu diantara nara sumber berbagi metode yang dipakai di Finlandia untuk membentuk anak-anak dengan kepribadian dan soft skill yang baik, yaitu melalui pembacaan cerita pada anak."Di Finlandia, orang tua membaca kan buku untuk anak-anaknya sejak usia dini. Hal ini perlu menjadi kebiasaan di Indonesia. Jika orang tua tidak bisa, sekolah perlu melakukan hal ini. Karena akan sangat mempengaruhi perkembangan akademik anak," terang Allan Schneitz. Dr. Yohanes Moeljadi Pranata, nara sumber lainnya menyoroti adanya sentralisasi, yang merupakan warisan dari pemerintahan era sebelumnya di Indonesia, dalam pendidikan sebagai salah satu penyebab lestarinya budaya pendidikan berdasar konten. Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, menyampaikan hal yang senada, yaitu diperlukan adanya otonomi dalam menyelenggarakan pendidikan. "Otonomi penting karena negara kita beragam dan pembakuan standar sekolah sukar
menggambarkan keberagaman itu," ujar Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro. Dr. Magdalena Pranata, Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UK Petra, selaku moderator menggarisbawahi rekomendasi yang akan dihadirkan dari simposium akan mengarah pada perwujudan masyarakat Indonesia yang bermartabat, yang hidup dengan kualitas spiritual, intelektual, dan moral sesuai Pancasila.