Minimnya layanan terapi bagi penderita bipolar membuat mahasiswa Universitas Kristen Petra (UK Petra), Ronaldo Fantoni terinspirasi merancang fasilitas terapi bernama 'The Djiwanta'."Saya prihatin terhadap isu kesehatan mental.Apalagi banyak penderita dari kalangan masyarakat produktif. Kurangnya respon masyarakat ini menyebabkan fasilitas terapi bipolar sangat minim," kata mahasiswa jurusan arsitektur ini.Menurut Ronal, sapaan akrabnya, layanan di rumah sakit juga sebatas ruangan pemeriksaan yang kurang mendukung adanya terapi pengidap bipolar."Karena itu ini saya merancang konsep terapi bagi penderita bipolar dengan konsepnature dan healing," katanya.Lanjut Ronal, konsep ini membuat penderita bipolar terasa tenang seperti di rumah sendiri. Karena penderita bipolar itu butuh ketenangan.