Kepadatan arus lalu lintas di jalur Wiyung hingga pertigaan Jl. Mastrip Kedurus, sebenarnya menunjukkan tiadanya manajemen lalu lintas di Surabaya. Pemkot disarankan melakukan penghitungan arus Ialu lintas (traffic counting/TC) dan survei tujuan kepergian masyarakat (origin destination survey/ODS) guna mengetahui situasi lalu linlas (lalin) untuk menyusun perencanaan penanganan terhadap situasi lalin yang dihadapi. Selain dua hal itu, khusus untuk jalur Wiyung-Kedurus, membangun jalan alternatif dan mengalur durasi lampu lalin (traffic light), menjadi satu solusi yang urgen untuk ditindaklanjuti. Setidaknya itulah benang merah
pendapat dua pakar tata kota yakni Prof Johan Silas (ITS Surabaya), dan Timoticin Kwanda MRP (Universitas Kristen Petra). Silas menuturkan dua cara tadi merupakan solusi jangka pendek yang bisa segera diterapkan, tidak hanya untuk Kedurus-Wiyung, namun juga untuk seluruh wilayah Surabaya.