Penyejuk udara elektrik (AC) kerap dipakai untuk mengatasi hawa panas di dalam ruangan serta menjaga suhu ruangan tetap sejuk dan nyaman. Namun, jika dinding tidak memiliki peredam panas dari luar, pemakaian listrik untuk AC akan lebih boros. Tim mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Univeristas Kristen Petra Surabaya yang beranggotakan Gabriel Jeremy, Rio Grafika, Stephanie Cristie Rosalie, dan Andriono Slamet, punya solusinya. Mereka merancang sistem insulasi untuk meredam panas dari luar sekaligus menghemat konsumsi listrik. Tim mahasiswa itu membuat inovasi Wall Insulation untuk memperkecil rambatan panas melalui dinding. Insulasi merupakan teknik mengurangi laju perpindahan panas. Riset pemakaian insulasi untuk dinding rumah ini mendapatkan hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp 10 Juta. Di Indonesia, sistem insulasi dinding lebih banyak digunakan sebagai peredam suara. Di negara-negara subtropis yang memiliki musim dingin, insulasi di dinding biasa digunakan untuk menyiasati suhu dalam ruangan. Tim mahasiswa itu meyakini teknik insulasi sederhana ini bisa menghemat energi saat menggunakan AC di rumah. Selama enam bulan, tim mempelajari efisiensi penggunaan listrik pada ruangan yang dilapisi insulasi dengan material glass-wool yang terbuat dari serat kaca. Hasilnya, sistem insulasi dengan glasswool bisa menurunkan suhu ruangan 2-5 derajat Celcius. Penurunan temperatur bisa lebih signifikan jika menggunakan insulasi setebal 10 sentimeter.