Gideon Lukas Obadja merupakan seorang pemuda yang menyukai sastra sehingga ia memutuskan untuk masuk di jurusan sastra inggris di Universitas Kristen Petra dengan harapan motivasi agar ia bisa berbicara dengan bule. Namun apa yang terjadi kemudian? Ternyata impian dan harapan Gideon ibarat jauh panggang dari api. Sebab menurutnya, kuliah di sastra inggris tidak ada bedanya dengan fakultas lain seperti ekonomi, teknik, atau hukum. Gibeon mengatakan bahwa “ saya melihat peluang untuk memfasihkan bahasa inggris saya tidak begitu luas. Saya jadi skeptis dan hampir putus saya”. Akhir nya Gibeon memilih untuk keluar dari kampus swasta terkemuka di Surabaya lalu memilih untuk melanjutkan kuliah jurusan psikologi di salah satu kampus swasta. Mengapa fakultas psikologi? Ini ada hubungannya dengan pengalamannya di sastra inggris.”Saya ingin mencari jawaban mengapa kok belajar bahasa inggris, termasuk di fakultas bahasa inggris sekalipun tidak membuat mahasiswa dan lulusannya menjadi pandai berbahasa inggris?. Padahal logikanya orang yang sudah lama mempelajari sesuatu bakal menguasai ilmu yang dipelajari tetapi ini kok ngga?. Akhirnya Gideon menemukan penyebab kegagalan siswa atau mahasiswa Indonesia dalam komunikasi bahasa Inggris yaitu cara guru dan dosen yang mengajar menggunakan metode otak kanan.”Padahal ota kanan ini tidak bisa menyimpan memori dalam jangka waktu yang panjang. Makanya kalau hari ini kita hafal untuk ulangan maka besok atau lusanya kita sudah lupa” ujur Gideon Lukas Obadja yang sekarang bertugas sebagai direktur di Go-Teach. Menurut Gideon, kalau otak kiri dimaksimalkan maka memori di otak manusia dapat menyimpannya dengan baik.