Menjamurnya lembaga pendidikan bahasa Mandarin atau Tionghoa merupakan suatu perkembangan yang bagus. Terdapat pertanyaan, ,mengapa di antara puluhan Iembaga itu tak satupun yang menggunakan istilah Cina, mereka Iebih memilih istilah Tionghoa atau Mandarin. Menurut Dra Patricia Inayati, seorang staf pengajar pada Jurusan bahasa dan sastra Tionghoa Universitas Kristen (UK) Petra, beberapa Iembaga pendidikan, termasuk UK Petra memang berusaha menghindari penggunaan istilah Cina. “Istilah Cina itu konotasinya tidak enak, karena mengandung ejekan atau olok-olok,” katanya. Menurut Patricia, sebelum tahun 1965 sebutan bagi etnis Cina, sebenarnya memang Tionghoa. Tapi setelah Orde Baru berkuasa, sebutan Cina Iebih banyak dipakai. Sayangnya, ketika orang mengucapkan kata Cina, di sana juga tersembunyi ejekan, sehingga, Iembaga-lembaga pendidikan yang membuka program atau jurusan ini, Iebih memilih istilah 'Tionghoa' atau Mandarin, ketimbang Cina. “Karena untuk generasi tertentu, kata tersebut mengandung olok-olok,” ujar Patricia.