Kualitas pekerjaan yang buruk pada konstruksi jalan dapat berdampak pada berkurangnya masa layanan jalan dan meningkatnya biaya pemeliharaan jalan. Salah satu pertimbangan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengkaji tipe kontrak yang digunakan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengusulkan model pemilihan tipe kontrak dengan menganalisis bobot dari dua tipe kontrak melalui indikator dan sub indikator, dan selanjutnya melakukan uji kesesuaian model yang dihasilkan melalui studi kasus dengan metode Analytical Hierarchy Process. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi owner kontrak berbasis kinerja memiliki nilai preferensi yang lebih tinggi pada indikator teknis, finansial, administrasi, alokasi risiko dan seluruh sub indikator. Sedangkan bagi kontraktor kontrak berbasis kinerja memiliki nilai preferensi yang lebih tinggi pada seluruh indikator dan sub indikator. Sementara, kontrak tradisional memiliki nilai preferensi yang lebih tinggi pada indikator sumber daya manusia bagi owner. Hasil dari uji kesesuaian model menunjukkan bahwa bobot keputusan tipe kontrak pada dua proyek jalan telah sesuai dengan tipe kontrak yang digunakan pada proyek tersebut yaitu kontrak berbasis kinerja.