Tiga tahun lagi, kecepatan kendaraan rata-rata hanya 5 km/jam

Kemacetan di Surabaya makin hari makin menggila karena volume kendaraan tiap hari bertambah, sementara jumlah ruas jalan relatif tetap. Belum lagi kesadaran berdisiplin lalu lintas yang rendah. Laju kendaraan makin lama makin lambat di kawasan-kawasan macet, seperti Urip Sumoharjo, Darmo, Diponegoro, Basuki Rahmat, Tunjungan, Pemuda dan A Yani.

Kemacetan di A Yani misalnya, pantauan pada 9 Maret 2001, di arah utara ke arah Waru, menuju keluar Surabaya 10 menit saja, ada 452 kendaraan yang lewat merembet pelan di empat lajur, maksimal sekitar 30 km/jam. Macet akan semakin parah ketika hujan turun atau ketika ada sedikit saja hambatan, seperti kendaraan mogok, atau bila ada kecelakaan. Jalan alternatif juga bukan pilihan bagus sebab, jebakan kemacetan di kawasan itu tidak lebih ringan.

Hitungan dari pakar Rekayasa Geometri Jalan Raya Universitas Kristen Petra, Ir Rudy Setiawan, dalam 10 tahun mendatang, laju kendaraan bermotor di Jl A Yani hanya akan berkisar 10 km per jam. Bahkan, prediksi Yupito Muntono, SH, General Manager PT United Motor Company Surabaya soal macet di metropolis ini dalam tiga tahun lagi, Jl A Yani hanya mampu dilalui kendaraan bermotor dalam kecepatan 5 km per jam. Bisa dibayangkan, betapa tidak nyamannya Kota Surabaya.

Unknown Unknown PT Radar Media Surabaya Indonesian Petra Chronicle Newspaper clippings Unknown Radar Surabaya, 10 Maret 2001 Unknown

Files