Kinerja perusahaan tahun ke tahun kadang tidaklah sebagus yang dibayangkan. Ada pendapat, suatu perusahaan dikatakan maju/ berkembang bagus bila ada kenaikan laba usaha yang diperoleh dari kegiatan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, tetapi pendapat umum tersebut mulai dipertentangkan, pasalnya hanya melaporkan akibat aktivitas bisnis tetapi tidak melaporkan sebab aktivitas bisnis tersebut berlangsung.
Balanced Scorecard merupakan konsep pengukuran yang menghubungkan unsur-unsur keseimbangan pengukuran aspek finansial yang berkaitan dengan data historis masa lalu serta aspek non-finansial yang berkaitan erat dengan kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Dalam Balanced Scorecard, kinerja suatu perusahaan dinilai melalui empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan & pembelajaran. Keempat perspektif menunjukkan hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi antara satu sama lain, sehingga pada akhirnya akan terlihat kondisi finansial yang makin membaik disebabkan adanya dorongan kuat oleh ketiga perspektif lainnya.
Untuk melakukan pengukuran terhadap Perspektif Finansial yang mendasarkan pada pemikiran bagaimana bisa berorientasi kepada para pemegang saham, Kaplan membagi industri menjadi tiga tahap, yaitu tahap pertumbuhan, tahap bertahan, dan tahap menuai. Dalam hal ini aspek-aspek pengukuran kinerja dibagi menjadi 3 hal: pengukuran atas perspektif pelanggan, pengukuran atas perspektif proses bisnis, dan pengukuran terhadap perpektif pertumbuhan dan pembelajaran.