Budaya yang masih tradisional dan cara hidup suku Lani yang jauh dari sosial media masih terekam dengan jelas di kepala Lianawati. Lianawati merupakan salah satu tenaga pendidik di UK Petra. Lianawati sempat tinggal bersama dengan suami di Irian Jaya, disana ia banyak menjelajah lembah Baliem yang dihuni oleh suku Lani, suku Dani, suku Yali. Namun sayangnya Lianawati tidak kesulitan pergi mengunjungi suku Lani dikarenakan letak tempat tinggal suku tersebut yang sangat terpencil. Hal inilah yang membuat dosen UK Petra memiliki keinginan untuk mempelajari lebih dalam tentang bagaimana cara hidup masyarakat suku Lani.
Kemudian, beberapa tahun selanjutnya Lianawati mendapatkan kesempatan emas untuk mengunjungi suku Lani dan dibiayai oleh pihak UK Petra. Kunjungan Lianawati memberikan hasil yang sangat memuaskan karena ia berhasil merekam gambar tentang kehidupan masyarakat suku Lani menggunakan kameranya. Hasil gambar tersebut menunjukkan foto suku Lani, foto kepala suku dan foto masyarakat suku Lani yang sedang melakukan acara adat seperti membersihkan mumi, memandikan babi yang merupakan hewan paling istimewa dan dipuji oleh suku Lani. Lianawati menceritakan bahwa setiap kali ia ingin memotret suku Lani maka ia harus membayar seribu rupiah per orang, lalu uang tersebut akan disimpan di atas atap rumah kemudian pada musim tanam maka uang tersebut akan dikumpulkan dan digunakan untuk membeli bibit dan pupuk di kota.