Bangunan kuno selalu berhasil menarik perhatian para arsitektur atau pengamat arsitektur, tak terkecuali Timoticin. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Timoticin pada saat di Prancis, pemerintah Prancis sangat serius dalam merawat banguan bersejarah di negara tersebut. Bahkan dalam proses perawatan ini ada dua pejabat yang terlibat langsung yaitu Direktur Promosi Arsitektur dan Cagar Budaya serta Direktur Perlindungan Kualitas Arsitektur. Perhatian ini sudah muncul sejak sebelum revolusi Prancis namun baru diterbitkan UU Nasional pada 1903. Hal-hal yang termasuk dalam perlindungan yaitu antara lain dokumen tertulis . Monumen baik bangunan maupun struktur (jembatan, dinding,patung dan makam) dan benda yang melekat di dalamnya. Timoticin Timoticin kemudian bercerita ketika dirinya berjalan di bekas bangunan industri di Irvy. Meski bangunan bekas pabrik pelubang sepatu itu sudah tidak terpakai bentuknya tetap dipertahankan dan kini digunakan sebagai sekolah seni dan arsitektur. Hasil dari kunjungan itu nantinya akan ditindaklanjuti dengan menggelar seminar dengan topik pelestarian. Kepala jurusan arsitektur ini mengatakan bahwa jika ingin merawat bangunan bersejarah di Surabaya maka yang menjadi fokus pemerintah adalah perawatannya bukan demi kepentingan ekonomi karena dengan adanya bangunan sejarah yang sudah terawat maka turis akan dengan sendirinya datang melihat bangunan bersejarah tersebut.