Serba Aborigin tersaji dalam pameran Reconciliation: Aboriginally Australia di Perpustakaan Universitas Kristen (UK) Petra. Dari sekian yang dipamerkan, tayangan yang diambil dari website tentang Australia, Sidney Morning Herald (SMH) barangkali yang paling menarik. Ditampilkan dari sebuah layar televis idatar berukuran 42 inchi, pidato peryataaan maaf pemerintah Australia ditayangkan berulang-ulang sepanjang pameran yang dibuka sejak pukul 08.00 hingga ditutup pada 16.15. Selain potongan-potongan tampilan website, ada audio yang memperdengarkan suara pidato Perdana Menteri (PM) Australia Kevin Rudd's. Ini membuat siapa saja tahu apa sikap terkini pemerintah Australia tentang suku terpinggirkan di negeri Kanguru itu. Rudds digambarkan tengah berpidato di depan parlemen Australia pada 13 Februari 2008. Dari sekian panjang pidatonya yang menunjukkan penyesalan telah membuat Aborigin tersisihkan di negerinya sendiri, amat jelas kata•kata Rudd's yang berulang kali minta maaf. We say sorry, adalah bagian yang paling sering diucapkan. Setidaknya tiga kali diucapkan setelah beberapa kalimat. Pernyataan yang dikatakan Rudd's itu terkait dengan penyesalan tentang pemisahan beberapa generasi Aborigin dari keluarga dan lingkungan yang membuat mereka seperti tercerabut dari budayanya.