Sebelum tahun 1900, Kapasan dikenal sebagai kawasan hutan randu yang rimbun. Saking rimbunnya, Kapasan menjadi tempat persembunyian maling, perampok, pembunuh serta para pelaku kejahatan lainnya. Nah pada abad ke-19 terjadi eksodus besar-besaran warga Tionghoa ke Surabaya. Menurut Lukito S. Kartono, dosen arsitektur Universitas Kristen Petra, orang-orang Tionghoa tersebut meminta bantuan Mayor The Goan Tjing agar diberikan tempat tinggal. Akhirnya para pendatang tersebut diberikan ijin untuk babat alas alias membuka hutan di Kapasan. Lalu dibuatlah perumahan sederhana dan instan ala rumah bedeng yang sampai sekarang masih tersisa beberapa dan dapat dilihat di area Kapasan.