Secara umum, permasalahan yang dihadapi Bapak Cornelius sebelum
proses perencanaan keuangan adalah apakah alokasi aktiva yang dimiliki beliau
sudah optimal dalam rangka upaya merealisasikan tujuan-tujuan keuangan beliau.
Hal ini yang menjadi alasan mengapa diperlukan sebuah perencanaan keuangan
yang terpadu.
Bapak Cornelius memiliki tujuan-tujuan keuangan yang relatif cukup
banyak, sehingga aktiva yang dimiliki beliau akan dialokasikan secara optimal
pada instrumen-instrumen investasi yang memberikan return yang cukup tinggi
seperti reksadana, yang terlebih dahulu disesuaikan dengan profil resiko klien.
Untuk sumber dana investasi, keseluruhannya berasal dari aktiva lancar. Beliau
beruntung karena memiliki cukup dana untuk mendukung proses perencanaan
keuangannya tersebut.