Sasirangan merupakan kain sakral abad XII saat Lambung Mangkurat menjadi patih Negara Dipa. Awalnya, Sasirangan dikenal sebagai kain untuk "batatamba" atau penyembuhan orang sakit yang harus dipesan khusus terlebih dahulu (permintaan), sehingga pembuatan kain sasirangan ini seringkali mengikuti kehendak pemesannya. Oleh karena itu, Urang Banjar seringkali menyebut sasirangan kain pamintan yang artinya permintaan. Selain untuk kesembuhan orang yang tertimpa penyakit, kain ini juga merupakan kain sakral, yang biasa dipakai pada upacara-upacara adat.