PT. Gudang Garam adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang industri rokok. PT. Gudang Garam sejak awal berdirinya telah memiliki
aktiva tetap berapa tanah, bangunan kantor dan gudang, mesin-mesin, kendaraan
dan inventaris kantor yang merupakan faktor pendukung bagi kelangsungan
kegiatan operasional perusahaan. Akibat adanya krisis ekonomi yang melanda
Indonesia akhir-akhir ini, aktiva tetap tersebut dirasakan perlu untuk direvaluasi
atau dilakukan penilaian kembali guna kewajaran dalam penyajian laporan
keuangan, khususnya dalam kaitannya antara biaya-biaya yang timbul akibat
penggunaan aktiva tetap dengan penghasilan. Dari sini penulis merumuskan
permasalahan: Apakah konsekuensi perpajakan yang diterima oleh PT. Gudang
Garam apabila melakukan revaluasi terhadap aktiva tetapnya serta bagaimanakah
perlakuan dan penerapan revaluasi aktiva tetap yang harus dilaporkan dalam
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan.
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif
dengan tinjauan terhadap landasan teori dengan menggunakan obyek penelitian
PT. Gudang Garam. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yang
diperoleh langsung dari PT. Gudang Garam dan data kualitatif, yang diperoleh
dari sumber-sumber lain.
Berdasarkan hasil analisa penulis dala penelitian ini, apabila PT. Gudang
Garam merevaluasi aktiva tetapnya, maka PT. Gudang Garam harus membayar
PPh final sebesar 10% akibat penerapan revaluasi atas selisih lebih penilaian
kembali dan harus membayar PPh Badan dengan pengenaan tarif berlapis yaitu
sebesar 10%, 15% dan 30%, sehingga total pajak yang harus dibayar yaitu sebesar
PPh Final ditambah dengan PPh Badan. Sedangkan dari segi akuntansi apabila
PT. Gudang Garam melakukan revaluasi aktiva tetap maka perlu membuat jumal
penyesuaian atas kenaikan aktiva tetap dan penghapusan akumulasi penyusutan
dan selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap.