Wijaya, TaufanUnknown
PT Gramedia Pustaka Utama (Jakarta, 2018) (ind) Indonesian9786020620763UnknownUnknownPHOTOGRAPHY; Unknown“Buku Taufan memberikan contoh konkret dan pengertian sederhana tentang literasi visual yang mungkin masih asing bagi kita. Tapi itu sangat penting karena kita melakukan pendokumentasian secara visual yang di dalamnya ada sebuah bahasa. Semakin kita mengerti visual literasi, semakin kita pandai berkomunikasi. Dan kekuatan visual bisa membawa pada sebuah perubahan.” —Anton Ismael Fotografifer Komersial
“Dengan bahasa yang lugas, buku ini mengajak kita memberi makna lebih pada sebuah karya Fotografi—bukan semata ‘lukisan cahaya’ yang kemudian berseliweran menjadi file-file pengundang likes dan comments di media sosial yang semakin riuh. —Mast Irham Fotografifer European Pressphoto Agency (EPA)
“Tidak banyak buku-buku di Indonesia yang mengulas pemahaman dasar literasi visual; pun cara ‘membaca’ sebuah karya foto dan perkembangannya, baik dari sisi semiotika, etika, maupun kajian budaya visual (visual culture) dengan gaya penulisan yang menyenangkan dan mudah dipahami bahkan bagi mereka yang masih awam. Di buku ini, seorang Taufan Wijaya cukup sukses mengemas pendekatan-pendekatan tersebut dan layak untuk menjadi salah satu acuan referensi agar lebih ‘melek’ visual.” —Okky Ardya Editor Lepas & Fotografifer Dokumenter
“Tulisan Taufan Wijaya melengkapi pengetahuan kita tentang ‘keberaksaraan visual’ atau membaca imaji dalam dunia sosial media yang meledak-ledak tanpa batas. Sebuah pemaparan yang komprehensif dalam menyikapi berita visual di zaman kini.” —Jay Subyakto Pekerja Seni
“Buku ini sangat penting bagi semua generasi. Literasi visual dan Fotografi sejatinya tidak hanya diperuntukkan bagi insan yang berkecimpung di dalamnya, tetapi juga sudah menjadi kebutuhan peradaban. Ditulis secara jelas dan padat, bahasan-bahasan yang ditawarkan dalam buku ini sangat aktual dengan kebutuhan zaman. Karya tulis Taufan Wijaya ini menjadi salah satu upaya konkret untuk meredakan gegar budaya visual masyarakat, khususnya di Indonesia. Semoga! —Dr. Irwandi Ketua Program Studi Fotografi, FSMR, Institut Seni Indonesia Yogyakarta