Sistem manufaktur yang umumnya dikategorikan menjadi sistem push dan pull sering
mengundang pertanyaan: "Seberapa jauh perbedaan dari kedua sistem tersebut ada?" Banyak
penelitian telah dilakukan namun jawaban yang lugas atas pertanyaan tersebut sulit diperoleh.
Kesulitan ini umumnya berakar dari beragamnya definisi sistem push dan pull itu sendiri serta
variasi dari kompleksitas suatu sistem manufaktur.
Makalah ini mencoba melihat perbedaan antara kinerja sistem push dan pull dalam suatu
model sederhana yang terdiri dari 4 prosesor serial dengan buffer yang diletakkan di antara
masing-masing prosesor tersebut. Variasi yang dilakukan adalah pada setting beban kerja sistem
(padat dan ringan) dan ukuran buffer dengan kinerja yang diukur adalah utilisasi mesin, jumlah
output dan rata-rata waktu tinggal job. Pendekatan yang dipakai adalah simulasi dengan alat bantu
software ProModel. Dari eksperimen yang dilakukan didapatkan hasil bahwa ukuran buffer sangat
berpengaruh terhadap kinerja sistem. Secara khusus juga dibuktikan bahwa pada ukuran buffer
besar, ternyata antara sistem push dan pull tidak memiliki perbedaan yang signifikan.