Pekerjaan seorang teller tergolong sebagai pekerjaan non-produksi. Karena itu penilaian hasil
kerja pada teller tidak dapat didasarkan pada hasil-hasil yang bersifat kuantitatif. Penilaian kinerja
berbasis perilaku seperti BOS dalam menilai kinerja seorang teller akan jauh lebih efektif dan adil
karena terfokus pada perilaku-perilaku penting dalam aktifitas keseharian (daily critical incidents)
seorang teller.
Dari sisi instrumentasi, prosedur penerapan BOS pada sistem perbankan menjadi sedikit lebih
sederhana dibandingkan jenis-jenis perusahaan lain karena bank adalah perusahaan yang sangat
birokratis. Artinya, sebenarnya perilaku-perilaku penting seorang teller adalah perilaku-perilaku
terstandarisasi (sudah tercantum dalam SOP harian), dan hampir tidak mungkin dapat dimodifikasi
untuk menjadi lebih baik oleh seorang teller (better performance). Masalahnya, dalam penilaian
kinerja seringkali sebuah perusahaan memerlukan hasil penilaian yang cukup tajam dan lugas
terhadap hasil kerja karyawan terutama jika penilaian kinerja berkaitan dengan pelatihan, promosi,
dan pemberian bonus. Untuk memenuhi tujuan perusahaan ini, dua buah teknik modifikasi skala
penilaian, berupa pemaksaan skala (forced scales) dan penghilangan skala (scales elimination),
keduanya disesuaikan dengan karakteristik pekerjaan perbankan, telah diterapkan pada lembar
SOP.
Analisis lanjutan berupa analisis statistik sederhana terhadap hasil BOS juga menunjukkan
bahwa BOS dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja departemental, dalam hal
departemen in front office (teller group), terutama melalui. penggambaran nilai rata-rata perilaku
teler ke dalam kurva radar