Canda ria dan senyum manis karyawati Australia Education Centre (AEC) Srabaya, Claudina Wilawati, mendadak sirna. Keceriaan yang selalu terpancar di wajahnya itu berubah kemurungan dan keprihatinan yang dalam. Bahkan tidak jarang kedua matanya berkaca-kaca, bahkan air mata pun menetes deras di pipi. Itu terjadi manakala wanita tersebut mengetahui ada seorang ibu tega membuang bayinya atau tega menganiaya anak kandungnya sendiri. Berita semcam itu bukan hanya menyita perhatiannya, namun menjadi perenungan dan menghantui pikiran. Kesedihan itu mendadak sirna, manakala matanya menatap bayi mungil yang lucu dan menggemaskan. Bahkan melihat foto bayi di majalah, koran maupun internet, kedua bola matanya tak berkedip. Keceriaan langsung terpancar di wajahnya. Tidak jarang foto bayi yang ada di majalah itu digunting untuk disimpan. Begitu juga foto-foto bayo yang ada di internet, disimpan dalam harddisk. Bukan hanya saat bertamasya, setiap kali bertemu bayi mungil berusia antara 9 bulan hingga 1 tahun, baik di sekitar rumah ataupun saat jalan-jalan bersama orang tua, Claudiana selalu berusaha mendekati serta mengajaknya bercanda. Tidak jarang kedua pipi bayi itu dicubit dan di-unyel-unyel sebagai pelampiasan rasa gemas. Kebiasaan ini masih tetap berlangsung sampai sekarang dan anehnya, meski dicubit atau di-unyel-unyel, sang bayi tidak ada yang menangis, tetapi justru tertawa lucu seakan membalas canda ria Claudina. Sejauh ini, ia belum berani minta foto anak orang yang belum dikenal. Dorongan kuat untuk memiliki foto yang selalu muncul begitu melihat bayi, terpaksa ditahan lantaran belum kenal orangtua bayi itu. Alasannya, ia khawatir orangtua asng bayi mempunyai prasangka buruk terhadap dirinya.