Modal cantik, pintar dan berkepribadian, bagi Maya Dwi Devita Anggraini belum cukup. Satu kompetisi lagi harus dikuasi yakni bahasa asing. Tentu Maya tak hanya berbicara. Ia sudah membuktikan dengan mencatat diri sebagai peserta yang bernyali menjawab tim juri dengan bahasa Inggris dalam Grand Final Putri Indonesia 2002 seleksi Jatim, akhir Juni lalu. Jawaban bahasa Inggrisnya begitu lugas dan lancar meski pertanyaan problematik dan menjebak yang disodorkan. Berkat kemampuannya, Maya Dwi akhirnya terpilih sebagai Runner Up Putri Indonesia 2002 Seleksi Jatim. Predikat ini memang sepantasnya disandang karena sejak SMU, anak kedua dari empat bersaudara ini kerap menjuarai reading dan speech contest tingkat pelajar. Orangtuanya juga men-support penuh preastasi akademisnya. Hasilnya, sejak SD sampai SMU, gadis yang hobi berat renang ini tak pernah terlempar dari peringkat 5 besar di kelas. Pada kontes keputrian, Maya mengaku selektif. Sebab, banyak kontes yang hanya mengandalkan tampang dan bodi semata. Baginya, sebuah kontes keputrian baru punya arti jika kecerdasan, kepribadian, dan keluasan wawasan juga diuji. Itulah sebabnya, selagi ada kesempatan menimba ilmu, Maya menyatakan tak akan membuangnya. Apa saja dipelajari, mulai tari balet, modelling, olah vokal, bahasa asing, sampai tamborin dancer di gereja. Pemilik postur 164 cm dan bobot 46 kg ini pun mencanangkan tekad ikut terus kontes keputrian sekelas Putri Indonesia. Bukan mencari kemenangan, tapi sekedar pemacu untuk terus meningkatkan kemampuan.