Profesionalisme harus diterapkan dalam bisnis keluarga, untuk mengantisipasi kemungkinan hancurnya bisnis tersebut akibat konflik antar anggota keluarga. Sikap profesional akan membatasi kekuasaan masing-masing anggota keluarga, sehingga dapat meredam konflik yang terjadi atau memisahkan antara pertikaian pribadi dengan kepentingan perusahaan. Pendapat itu dikemukakan oleh CEO PT Nyonya Meneer Charles Saerang di Surabaya pekan lalu. Charles ditemui usai road show tentang “implementing Modern Management in Family Business” di Universitas Kristen Petra Surabaya. Umumnya, perusahaan keluarga di seluruh dunia masih kesulitan menerapkan batas antara wewenang dalam perusahaan dengan kedudukan dalam keluarga. Tak jarang, muncul penghargaan yang berlebihan dari karyawan terhadap pemilik perusahaan. Akibatnya, sikap profesionalisme sulit berkembang dalam kultur seperti ini. Hal ini menunjukkan bahwaa bisnis keluarga rentan terhadap kehancuran, jika konflik yang terjadi antara anggota keluarga tidak dipisahkan dari masalah perusahaan. Selain itu, perusahaan keluarga harus berani mengembangkan diri dan tidak konservatif dalam menyikapi perubahan. Misalnya, mengambil keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain demi pengembangan perusahaan dan mengantisipasi kehancuran.