Kondisi perkotaan saat ini sedang terakomodasi oleh pusat perbelanjaan. Dalam sebuah mall terakomodasi semua peran masyarakat dalam konteks masa kini. Hal inilah yang mendorong terjadinya perencanaan sistem perbelanjaan yang mutakhir secara terus-menerus menyuguhkan para konsumen serangkaian produk dan pelayanan serta menyuguhkan suasana dan lingkungan yang memanjakan dimana suasana tersebut selalu berubah bak sebuah teater. Kebutuhan konsumen yang berubah-ubah dengan cepat maka membutuhkan perencanaan ruang-ruang terbuka di pusat perbelanjaan. Pasar modern atau shopping mall banyak menawarkan tema-tema di setiap sudut mall yang menghantarkan masyarakat untuk merasakan suasana tersebut. Sebagai contoh, suasana hari kasih sayang atau dikenal dengan valentine day telah dimanfaatkan oleh para kapitalis untuk mendapatkan keuntungan lewat simulasi “logika hawa nafsu”. Melalui cara ini, maka sebenarnya masyarakat Indonesia yang tidak mengenal tradisi valentine day pun secara perlahan dilanda oleh “warna-warna” kasih sayang seperti merah yang menyelimuti pusat perbelanjaan sehingga membuat masyarakat merasa nyaman berada dalam pusat perbelanjaan sehingga masyarakat semakin terdorong untuk berbelanja.