Bahasa gaul, alat menunjukkan eksistensi

Bahasa gaul adalah bahasa yang timbul sebagai upaya remaja untuk menunjukkan eksistensinya, dan sebagai upaya untuk tampil berbeda dengan aturan-aturan, terutama bahasa baku yaitu Bahasa Indonesia. Demikian beberapa poin yang disampaikan sepuluh finalis yang mempresentasikan esainya yang bertema ’’Bahasa Gaul dan Remaja” dalam acara Final Lomba Kliping dan Penulisan Esai Antarpelajar SMU se-Jatim, Sabtu (31/3) malam di Hotel Santika, Surabaya.

Fenomena bahasa gaul sebagai alat menunjukkan eksistensi ini sempat diungkap oleh beberapa finalis, di antaranya Sativana Sari, Kristin Y. Makatita, dan Willy AG. Selain untuk menunjukkan eksistensinya, alasan lainnya adalah mengikuti trend. Lomba yang diadakan Harian Kompas bekerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia se-SMU Surabaya ini diikuti oleh sekitar 450 peserta.

Untuk kategori penulisan esai, lima juri yang di antaranya terdiri dari Prof Dr Budi Darma dari Universitas Negeri Surabaya, Imam Gusnadi dari Kanwil Depdiknas Provinsi Jatim, Theo Jokri dari UK Petra menetapkan lima pemenang. Berturut-turut Juara I hingga Harapan II adalah Ruly Kurnia Dewi dari SMUK Stella Maris Surabaya, Innes Paramitha dari SMUK St Albertus Malang, Sativana Sari dari SMUN 8 Malang, Caroline Johannes dari SMUK St Agnes Surabaya dan Kristin Y. Makatita dari SMUK Petra 4, Sidoarjo dengan skor 967.

Unknown Unknown PT Kompas Media Nusantara Indonesian Petra Chronicle Newspaper clippings Unknown Kompas, 3 April 2001 Unknown

Files