Gereja seharusnya memiliki ruang ibadah yang baik, sehingga dapat mendukung peribadatan yang akan dilakukan di dalam gereja. GKT Ebenhaezer merupakan salah satu gereja yang belum memiliki ruang ibadah yang baik, karena adanya beberapa permasalahan sehingga mengganggu jalannya peribadatan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perancangan interior yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada, yaitu kurangnya space, belum ada pembagian ruang yang jelas, kebutuhan perlengkapan pendukung ibadah, serta desain interior yang baik. Perancangan ini menggunakan metode design thinking, yaitu inspiration (understand dan observe), conception (point of view dan ideate), iteration (prototype dan test), dan exposition (tell story dan present). Hasil dari perancangan ini adalah desain ruang ibadah bersifat universal yang memiliki kesan ‘welcome’ dan menciptakan suasana penyertaan Tuhan dalam reformasi Calvinis.