Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Cyberbullying direpresentasikan melalui film Budi Pekerti. Bercerita mengenai kasus perundungan siber yang menimpa salah satu guru yang berpengaruh dalam kehidupan pribadi beserta keluarganya, Budi Pekerti ingin memberikan gambaran tentang cyberbullying di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika milik John Fiske dengan menggunakan tiga kode-kode televisi mulai dari level realitas, level representasi, dan level ideologi. Berdasarkan kode-kode tersebut, peneliti melihat adanya konsep Cyberbullying yang digambarkan dalam film Budi Pekerti. Peneliti menggunakan scene atau adegan yang ada dalam film Budi Pekerti sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa reprentasi cyberbullying digambarkan dengan sosok orang yang viral dan terkena hujatan karena videonya yang tersebar di dunia maya sehingga berpengaruh pada kehidupan pribadinya. Penelitian ini juga menyoroti peran perempuan yang lebih ditonjolkan dengan berani beragumentasi serta mengutarakan pendapat pada era digital dan kaitannya dengan teknologi sehingga sesuai dengan ideologi feminisme gelombang ke empat.