Para remaja ini sangat ceria dan begitu menikmati penampilan dari dua orang remaja lain yang sedang menari di depan mesin DDR dengan iringan lagu berjudul “Para noiya”. Kedua remaja tersebut menampilkan tarian yang sangat indah dan serasi dengan irama musik sehingga tidak heran kedua remaja tersebut menuai pujian dan tepuk tangan dari banyak penonton. Salah satu dari remaja yang menari bernama Andre merupakan mahasiswa dari STT mengatakan bahwa tujuan dari ia dan temannya menari di mesin DDR yaitu sebagai salah satu cara untuk refreshing sambil berolahraga. Selanjutnya setelah mesin DDR sudah kosong, ada beberapa remaja lain yang berebut untuk menggunakan mesin tersebut mulai ikut berdansa bersama. Pemandangan serupa juga terdapat di beberapa pusat perbelanjaan seperti Time zone Plaza Surabaya dan Galaxy Mall. Semakin hari, penggemar dansa semakin banyak sehingga setiap hari mereka memenuhi mesin DDR dan rela mengantri panjang demi berdansa di mesin DDR. Salah satu mahasiswi UK Petra mengatakan bahwa “ Buat kesegaran jasmani “ sehingga ia rela mengantri dengan penuh semangat. Melihat pengenggemar mesin DDR semakin banyak maka salah satu dancer dari Surabaya bernama Alex menemukan sebuah ide brilian yaitu menirukan gerakan dance dari video yang sering ia nonton sebelum mesin DDR muncul. Oleh karena itu, banyak teman-teman Alex yang memintanya untuk mengajari gerakan DDR yang benar. Mulai dari sinilah muncul keinginan dari para remaja untuk belajar DDR langsung dari pelatih. Namun sayangnya, saat peminat DDR makin banyak, Alex meninggal dunia. Meskipun Alex sudah meninggal, penggemar DDR tetap meningkat sehingga munculah sebuah komunitas DDR bernama Surabaya Dance-Dance Revolusioner Cub atau SDC. Para anggota SDC selalu berkumpul dua kali seminggu di Otakuland Anime Center pukul 7 sampai 8 malam untuk berlatih bersama.