Artikel ini mendiskusikan tentang pembauran dan integritas
etnis Tionghoa di wilayah Benteng (Sebutan untuk Tangerang).
Tulisan ini berangkat dari sebuah asumsi bahwa dalam pola-
pola pembauran di tingkat lokal seringkali ditemukan nilai
positif yang bisa dikembangkan. Dengan demikian tulisan ini
bertujuan untuk menawarkan contoh kasus sebagai alternatif
solusi dalam menangani konflik-konflik etnisitas dengan
berbagai dinamikanya, baik dalam perspektif politik, ekonomi,
maupun dimensi sosial-kemasyarakatan secara simultan. Dengan
pendekatan yang holistik, tulisan ini melihat konsep pembauran,
agama dan integritas, sebagai suatu keseluruhan (holistik) dalam
sistim sosial dan sistim budaya. Data-data dalam tulisan ini
kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan
teori-teori yang ada. Sebagai hasil analisis, ditemukan adanya
dua kelompok besar pembauran etnis Cina Benteng ini: yaitu
kelompok Asimilasi dan kelompok Integrasi. Kelompok asimilasi
menginginkan pembauran etnis Cina Benteng dalam masyarakat
dengan menghilangkan identitas dan budaya asal menjadi satu
masyarakat yang satu dan seragam (melting pot). Sedangkan
kelompok integrasi menginginkan pembauran etnis Cina Benteng
dalam masyarakat tanpa harus menghilangkan identitas atau
budaya asalnya.
No file to view