Sabu adalah pulau kecil yang terletak pada deretan pulau bagian selatan Indonesia, tepatnya di antara Pulau Rote dan Sumba. Meskipun sekarang sebagian besar orang Sabu memeluk agama Kristen, sisa-sisa kepercayaan animisme masih tercermin dalam sejumlah budaya dan hasil karya budayanya. Misalnya tenun ikat sabu. Ragam hias pada tenun ikat sabu menonjolkan arti perlambang dari kehidupan masyarakat dan keaadan alam sekitarnya, dan juga masih menunjukkan pengaruh kebudayaan Dong Son. Kombinasi hiasan berderet dalam jalur lebar yang teratur namun tidak simetris menjadi ciri khas tenunan di pulau terpencil ini. Ragam hias geometris pada sarung seperti gambar di atas biasanya digunakan oleh suku kecil (Hubi iki) Sabu, dalam bahasa Sabu disebut Ledo. Orang Sabu mengenal 3 warna dasar tenunan, yaitu putih, coklat, dan biru-hitam, sesuai jenis tumbuhan untuk mewarnakan benang. Sekarang digunakan warna kuning dari umbi kunyit yang dibawa dari Pulau Timor. Penenunan Pulau Sabu lebih suka menggunakan bahan pewarna tradisional karena lebih cerah. Tenunan pabrik dinyatakan tepat guna, tenunan adat ternyata mandra guna.