Bagi Yanto, menonton kawannya berlatih adalah hiburan. Tak heran, sesekali dia tersenyum. Tak jarang juga dia tertawa lepas menyaksikan tingkah konyol para aktor gereja tersebut. Alumnus Sastra Inggris Universitas Kristen Petra tersebut sudah lama jatuh cinta dengan teater. Yanto merasa hidupnya normal. Sampai pada saat Yanto menyadari ada yang aneh dalam dirinya. Yanto juga kerap merasakan ada yang tidak beres di dunianya. Yanto pun memberanikan diri mengikuti beberapa tes kejiwaan di salah satu rumah sakit swasta di Kota Surabaya, dan hasil menunjukkan bahwa dia mengidap skizofrenia. Menurut Yanto, menderita skizofrenia bukan akhir dari segalanya. Bagi Yanto, itu adalah tantangan bahwa dirinya dikaruniai kondisi yang berbeda dan talenta yang luar biasa.