Dalam menjalankan kegiatan produksi di PT XYZ, tempat penelitian
Tugas Akhir ini dilaksanakan, sering terjadi hambatan-hambatan. Salah satu
hambatan tersebut adalah tidak tersedianya material pada waktu yang dibutuhkan
dengan jumlah sesuai yang diperlukan. Proses produksi sering tertunda karena
menunggu kelengkapan dari seluruh komponen yang akan dirakit. Penundaan
proses produksi ini menyebabkan PT XYZ sering tidak dapat memenuhi tanggal
penyelesaian tepat pada waktunya sehingga menimbulkan tambahan biaya (pinalti
dari pihak komsumen). Ketidaksesuaian antara apa yang diharapkan atau
direncanakan oleh perusahaan dengan kenyataan yang terjadi seperti di atas
disebabkan karena tidak adanya perencanaan produksi yang baik di perusahaan
tersebut. Permasalahan ini diselesaikan dengan membuat perencanaan kebutuhan
material. Perencanaan kebutuhan material dibuat dengan menggunakan sistem
MRP dan metode lot for lot karena pihak perusahaan ingin meminimumkan
persediaan. Jadi, komponen diproduksi atau dipesan hanya pada saat dibutuhkan
dengan jumlah yang sesuai keperluan. Agar target produksi yang telah ditetapkan
dapat tercapai, maka pihak perusahaan harus memantau jalannya produksi agar
dapat dilakukan perencanaan ulang produksi tersebut. Dengan data-data yang ada
dan model yang telah dibuat dan diselesaikan dengan bantuan software What's
Best! didapatkan biaya tiap periode dan total biayanya. Selanjutnya, dari beberapa
jangka waktu peramalan demand dan beberapa frekuensi perencanaan ulang
dibandingkan total biayanya dan dipilih yang minimum. Kesimpulan penelitian Tugas Akhir ini adalah frekuensi perencanaan
ulang Master Production Schedule yang terbaik adalah tiap dua minggu (two week
replanning frequency) dengan jangka waktu peramalan sepanjang satu bulan (four
week forecast window). Frekuensi perencanaan ulang ini menimbulkan biaya
minimum dibanding dengan frekuensi perencanaan ulang yang lainnya, sehingga
perusahaan harus menyesuaikan (updated) rencana produksinya tiap dua minggu.
Dalam solusi yang diberikan oleh model, terdapat persediaan dalam jumlah
tertentu. Sehingga, bila perusahaan tetap menginginkan untuk mencapai target
produksi tanpa persediaan, maka perusahaan harus menambah kapasitas
produksinya.