Naskah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang konsep tatanan Arsitektur Tionghoa di Surabaya yang dibangun sebelum tahun 1945. Kedatangan orang Tionghoa di Indonesia mempunyai sejarah panjang. Mereka datang, pada awalnya
dengan membawa kebudayaan dari daratan Tiongkok. Setelah menetap, mereka mulai melakukan adaptasi dengan kebudayaan lokal.Arsitektur Tionghoa di Tiongkok mempunyai konsep tatanan baku dalam arsitekturnya. Hal ini berlaku untuk setiap bangunan yang dimilikinya. Baik rumah tinggal, istana, kelenteng maupun bangunan lainnya. Di Surabaya,arsitektur Tionghoa yang hadir mempunyai wujud yang berbeda konsep tatanannya di banding yang di Tiongkok maupun di daerah lainnya di Indonesia.Metode pembahasan yang akan digunakan adalah mencoba membandingkan konsep tatanan arsitektur Tionghoa di Surabaya yang diwakili oleh kelenteng, rumah sembahyang keluarga Han,The dan Tjoa,gedung perkumpulan da rumah tinggal yang dibangun sebelum tahun 1945 dengan konsep tatanan arsitektur Tionghoa di Tiongkok.Dari hasil analisis terlihatlah bahwa konsep tatanan arsitektur Tionghoa di Surabaya berbeda tatanannya dengan yang yang ada di Tiongkok. Terutama tidak adanya sumur langit (Tien ching) ditengah bangunan pada setiap arsitektur Tionghoa di Surabaya.