Keberadaan elemen impuritis dalam baja tahan karat seringkali tanpa diduga bisa menimbulkan masalah dalam pengelasan. Perbedaan dengan kadar yang sangat kecil elemen impuritis, seperti sulfur, dari sebuah heat ke heat yang lain, bisa menimbulkan kesulitan terutama pada pengelasan secara otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kadar sulfur baja terhadap pembentukan morfologi lasan yang ditunjukkan dengan perbedaan kekasaran permukaan dan pembentukan kolam lasan yang berbeda. Pengaruh kadar sulfur terhadap kekasaran permukaan kolam lasan dipelajari dengan mengadakan pengelasan Tungsten Inert Gas baja tahan karat 316 dengan kadar sulfur yang berbeda. Variasi morfologi kolam lasan, penetrasi (P) dan lebar (L) kolam lasan dan rasio P/L dikaitkan dengan kekasaran permukaan. Pengaruh sulfur dipelajari juga dengan peleburan dengan arus dan durasi penyalaan yang bervariasi. Pengaruh sulfur ditunjukkan dengan variasi diameter kolam lasan berbentuk lingkaran dan juga pada derajat tonjolan yang mencuat dari bawah spesimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekasaran permukaan baja sulfur tinggi selalu lebih besar dibanding baja sulfur rendah. Arah aliran cairan yang berbeda diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Kekasaran yang lebih besar ini diikuti dengan harga P/L yang lebih berarti. Pengamatan pada hasil peleburan dengan busur stasioner menghasilkan kesimpulan yang menarik. Pengaruh sulfur dalam menentukan morfologi kolam lasan lewat fenomena arah aliran cairan hanya berlaku pada rentang tertentu parameter penyalaan busur. Pada rentang yang lain, morfologi kolam lasan lebih banyak ditentukan oleh karakteristik busur, seperti anode spot, ketimbang arah aliran cairan.