Subsidi BBM kembali menjadi polemik di ranah publik setelah pemerintah melontarkan sebuah wacana kebijakan yang mengisyaratkan sepeda motor tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi. Usulan pemerintah itu, sontak mendapat reaksi keras dari masyarakat, terutama pengguna sepeda motor. Lepas dari boleh tidaknya sepeda motor memakai BBM bersubsidi, memang patut diakui bahwa pemakaian energi terutama BBM di masyarakat tergolong boros. Artinya, produktivitas yang kita hasilkan tidak setara dengan jumlah energi yang kita pakai. Sebagaimana diketahui, batas yang telah ditetapkan untuk BBM bersubsidi ialah 36,5 juta kiloliter. Sementara dengan pertumbuhan sepeda motor seperti sekarang, diperkirakan pemakaian akan membengkak menjadi 40,1 juta kiloliter. Jika pelampauan batas ini dibiarkan, subsidi yang harus dikeluarkan untuk BBM akan semakin besar. Dalam hal ini pemerintah harus tegas dan adil dalam membuat kebijakan BBM. Misalnya, jangan sampai sepeda motor dilarang membeli BBM bersubsidi, sedangkan mobil malah bebas membelinya.