Tugu atau monument biasanya dimaknai sebagai sebuah obyek yang merupakan representasi dari memori
atau kejadian atau peristiwa yang melatar belakanginya. Sementara di lain pihak dianggap sebagai bentuk
peninggalan penguasa pada zamannya, sehingga tugu dapat dikatagorikan sebagai wujud Architecture of
Commemoration, yang diterjemahkan secara bebas sebagai penghormatan dan kenangan terhadap sesuatu.
Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi dikotomi gender guna
menemukan kecenderungan dominasi atau keberpihakan kepada patriarki ataukan matriarki, apakah tujuan dan
keinginan yang tersirat dari penguasa (baca arsitek) berupa desain yang dibuat berdasarkan konsep keadilan
(memperhatikan aspirasi seluruh rakyat) ataukah semata-mata hanya keinginan segolongan orang. Studi kasus
adalah kompleks Tugu Pahlawan Surabaya.
Sebuah kecenderungan disain yang berpihak pada patriarki (laki-laki) merupakan sebuah temuan dari
studi ini, sementara pihak matriarki (perempuan) adalah pihak yang dikorbankan (sub-ordinat).