Sinetron merupakan salah satu program yang mendominasi televisi di Indonesia. Rumah produksi banyak memproduksi sinetron dikarenakan murahnya biaya produksi. Akibatnya banyak tayangan sinetron yang dianggap tidak layak untuk ditonton. Salah satunya sinetron yang pernah ditegur pada bulan Juni 2008
adalah Sinetron Cerita SMA. Tayangan sinetron tersebut dinilai melanggar dan mengandung unsur kekerasan (fisik, psikologis, sosial) baik dalam bentuk tindakan verbal maupun non verbal, tidak melindungi kepentingan anak-anak serta remaja, tidak adanya/tidak menampilkan klasifikasi penggolongan tayangan (penggolongan program siaran berdasarkan usia khalayak penonton), serta tidak sesuai dengan norma-norma kesopanan dan kesusilaan. Peneliti melakukan penelitian ini untuk melihat representasi kekerasan dengan menggunakan Metode
Semiotika dank kode-kode televisi John Fiske. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tujuh bentuk kekerasan dalam sinetron Cerita SMA.