Kota Malang dan Surabaya termasuk kota yang mempunyai peninggalan, bangunan kuno dan barang antik. Barang antik merupakan salah satu alasan
mengapa wisatawan asing dan domestik datang ke Malang dan Surabaya untuk
berburu barang antik. Penulis mengamati bahwa banyak tempat penjualan barang antik yang tidak memasang papan nama, sehingga peminat barang antik
mengalami kesulitan untuk menemukan tempatnya. Dalam tugas akhir ini, penulis ingin mengetahui alasan tempat penjualan barang antik tidak mempromosikan tempatnya.
Dari wawancara dengan penjual, penulis menemukan bahwa penjual
barang antik sengaja tidak mempromosikan tempatnya karena penjual tidak ingin mengundang kriminalitas dan tidak ingin diketahui secara terbuka sebagai usaha dagang.
Promosi yang selama ini mereka lakukan adalah promosi dari mulut ke
mulut, personal selling, relationship marketing, dan direct marketing. Penjual
barang antik tidak menetapkan target tertentu dalam penjualan, penjual merasa
puas dengan promosi yang dilakukan dan pendapatan yang didapatkan.
Berdasarkan alasan dari penjual barang antik dan hasil penelitian mengenai
promosi yang efektif, penulis menyarankan penjual barang antik untuk
mempertahankan promosi word of mouth dan personal selling. Ini harus
dilakukan untuk mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru.