Dalam persaingan dunia bisnis yang sangat ketat, kemampuan
perusahaan untuk dapat menciptakan atau mengembangkan produk
baru sangat diperlukan. Dengan semakin ketatnya persaingan antar
perusahaan tersebut produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
akan memiliki jangka waktu (umur) tertentu di pasaran. Khusus untuk
barang-barang industri, daur hidup produk industri akan memiliki
kecenderungan umur hidup yang semakin pendek terutama didukung
dengan adanya perkembangan teknologi yang digunakan oleh
perusahaan tersebut. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong
dilakukannya proses pengembangan produk industri selain faktor laba
(profit) yang diperoleh oleh perusahaan dengan melakukan usaha
pengembangan produk. Dalam usaha pengembangan produk untuk
barang-barang industri, perusahaan menggunakan berbagai metode
untuk memperpendek siklus pengembangan produk industrinya.
Meskipun demikian perusahaan masih tetap mengalami kesulitan
didalam menentukan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan
pengembangan produk industri yang masih berada pada tahap
perkembangan produk. Suatu perusahaan industri haruslah mengetahui
berapa biaya-biaya yang diperlukan untuk pengembangan produk yang
dilakukannya dan menentukan tingkat aktivitas pengembangan produk
industri yang membutuhkan biaya paling besar agar dapat melakukan
perencanaan dan pengendalian biaya atas produk industri baru yang
dikembangkannya. Dengan menggunakan sistem produk life-cycle costing
perusahaan akan dapat mengantisipasi besarnya biaya yang muncul
pada tiap-tiap tahap daur hidup produk dan melakukan pembebanan
yang akurat atas produk industri baru yang dihasilkannya.