Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor determinan pengetahuan masyarakat tentang
arsitektur tradisional Bali (ATB) dan untuk mengetahui faktor-faktor determinan persepsi masyarakat Bali
tentang bangunan kantor berlanggam Bali serta ingin menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini memakai rancangan sampel survai (cross-sectional). Pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara dengan instrumen pokok berupa kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel acak
bertingkat. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik (menggunakan analisis varians).
Dari delapan variabel yang rencananya dianalisis hanya enam yang dapat dianalisis secara statistik (status
responden, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja di bidang bangunan, kemampuan membaca huruf Bali,
dan intensitas membaca lontar), sedangkan dua yang lainnya (umur dan pekerjaan) tidak dapat dianalisis karena
distribusinya tidak memenuhi syarat untuk dianalisis (banyak sel yang kosong). Dari enam variabel tersebut
hanya 4 yang berkaitan secara bermakna dengan tingkat pengetahuan (P<0,01/0,05), yaitu variabel status, jenis
kelamin, pengalaman kerja di bidang bangunan, dan kemampuan membaca huruf Bali. Dua variabel lainnya
tidak berhubungan secara bermakna (P>0,05). Kontribusi keempat variabel tersebut terhadap pengetahuan adalah
34,1%, artinya bahwa 34,1% tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh keempat variabel tersebut. Dari keempat
variabel tersebut ternyata pengalaman kerja di bidang bangunan mempunyai kontribusi paling besar, kemudian
berturut-turut adalah kemampuan membaca huruf Bali, jenis kelamin, dan status responden.
Sedangkan analisis statistik terhadap persepsi menunjukkan bahwa tidak satu pun variabel menunjukkan
hubungan yang bermakna (P>0,05). Ini mungkin menunjukkan bahwa persepsi virual telah menjadi bagian hidup
masyarakat sehingga pendidikan formal, umur, status, jenis kelamin, pengalaman kerja, kemampuan membaca
huruf Bali, dan kemampuan membaca lontar tidak berpengaruh terhadapnya. Kemungkinan lain bahwa
instrumen yang dipakai, serta kemampuan interpretasi pencacah belum teruji validitas dan reliabilitasnya. Oleh
karena itu perlu diupayakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor determinan terhadap
pengetahuan dan persepsi ini dengan mencoba mengeksplorasi variabel lainnya dan menguji instrumennya
terlebih dahulu.