Dalam dunia yang penuh jadwal padat, target ambisius, dan fokus pada pencapaian pribadi, menjadi available—tersedia bagi Allah dan sesama—sering kali terasa seperti kemewahan atau bahkan gangguan. Kita terbiasa memilih kesibukan dibandingkan ketersediaan, produktivitas dibandingkan kepekaan. Padahal dalam Alkitab, banyak panggilan Allah dimulai bukan dari kemampuan luar biasa, tetapi dari hati yang berkata, “Ini aku, utuslah aku.”
Pertanyaannya, mengapa kita sulit untuk benar-benar tersedia bagi kehendak Allah dan kebutuhan sesama? Apakah karena ketakutan akan kehilangan kontrol, terlalu sibuk dengan agenda sendiri, atau karena belum belajar membedakan suara Allah di tengah kesibukan dunia?
Bagaimanakah pemahaman yang benar tentang ketersediaan—dalam terang anugerah dan kedaulatan Allah—dapat membentuk hati yang siap merespons panggilan, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun? Dan langkah-langkah praktis apa yang bisa kita ambil agar hidup kita tidak hanya sibuk, tapi siap dipakai Allah di manapun dan kapanpun?
Inilah topik yang dibahas dalam Kebaktian Universitas yang diselenggarakan pada 30 Juni 2025 jam 10.45 - 12.00 WIB dengan pengkhotbah Anita Sieria, S.Sos., M.Th.