Jamu telah menjadi bagian dari tradisi budaya dan warisan Indonesia sejak 800-900 M yang diturunkan dari generasi ke generasi. Namun dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, jamu berangsur pudar. Selain itu, timbul konotasi negatif jamu yang disebut kuno dan rasa pahit menimbulkan penolakan terhadap jamu. Hal ini mendasari dimulainya brand ‘Jamu in a Cup’. Jamu in a Cup adalah brand yang menjual jamu dalam bentuk kemasan seduh yang instan dalam satu kemasan cup. Tujuan Jamu in a Cup adalah agar jamu dapat lebih mudah dijangkau dan dinikmati oleh generasi Z dan penerusnya.
Tujuan dari Jamu in a Cup belum tercapai tanpa adanya identitas brand dan penempatan brand di mata audience dalam generasi Z. Melalui perancangan strategi branding dan promosi, baik dari pembentukkan logo, jiwa brand hingga penyampaian melalui promosi, diharapkan agar tujuan brand dapat tersampaikan dan Jamu in a Cup menjadi solusi agar jamu dapat diterima oleh generasi muda.