Layang-layang akan selalu diingat banyak orang karena merupakan mainan anak-anak pada jaman dahulu, walaupun tak sedikit orang dewasa yang juga bermain layang-layang. Pohon natal layang-layang yang diberi nama NATALayang yang dipamerkan di Perpustakaan UK Petra adalah karya dari salah satu dosen interior UK Petra, Titien Nursetyawati atau yang lebih dikenal dengan Titien Wahono. Kerangka pohon natal ini adalah kayu gelam dengan ketinggian 6,5 meter dan pohon natal ini disusun dari 300 layang-layang yang terdiri dari pelbagai ukuran ditusuk satu sama lainnya. Layang-layang dibuat setengah bulan dan satu bulan berikutnya dipakai untuk menghias. Setengah bulan terakhir dipergunakan untuk merakitnya menjadi Pohon Natal.Keindahan Pohon Natal layang-layang ini ditutup dengan polesan asesoris Natal seperti kertas kue, pita, spons serta glitter dan Lampu Natal. Pohon NataLayangan dibuat dari kurang lebih 300 biji layangan dengan tinggi 7 meter menghiasi perpustakaan UK Petra Surabaya. Layangan itu disusun mengerucut dengan dominasi warna merah dan putih. Tak hanya itu, pohon natal layangan ini juga dihiasi ratusan lonceng dan dan lampu warna-warni layaknya pohon natal sesungguhnya. Pohon natal raksasa dari layangan ini punya tinggi 7 meter dan diletakkan di tengah-tengah ruangan perpustakaan. Pembuat pohon natal raksasa ini adalah dosen desain interiror UK Petra, Titien Wahono. Ia mendapat mimpi untuk membuat pohon natal tersebut dari layangan, karena layangan punya filosofi antar hubungan sesama dan Tuhan. "Mengapa layang-layang? Karena layangan ini menunjukkan garis horizontal dan vertikal dalam hubungan antarmanusia dan antara manusia dengan Tuhannya, Layangan yang digunakan terbuat dari kertas minyak berwarna merah dan putih dengan diameter 30-120 cm. Sedangkan, sebagai tiang untuk menyangga membentuk sebuah pohon, digunakan dowel atau kayu kecil dan dirangkai dengan kawat.